Thursday, 2 January 2014

Lebaran Adat Wetu Telu di Bayan

Puluhan kiyai lebe, pengulu, ketip, modin dan kiyai santri melaksanakan sholat Idul Fitri 1431 H, di masjid kuno Desa Bayan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara.

Takbir bergema dari masjid tua yang berukuran 9 x 9 meter persegi dengan lantunan khas tembang Bayan. Setelah sholat Id yang dipimpin Kiyai Lebe, usai berdirilah salah seorang kiayi santri mengambil sebuah tongkat dan membaca shalawat Nabi sebagai pertanda khutbah Id di mulai.

Khutbah Id kali ini disampaikan oleh Ayasih, salah seorang kiyai santri dengan menggunakan bahasa Arab. Pembacaan khutbah yang dilakukan oleh sang khotib memang sedikit lama yaitu sekitar 30 menit.

“Khutbah yang dibaca sebenarnya tidak terlalu panjang. Tapi karena dibaca dengan sedikit tembang, sehingga memakan waktu lebih setengah jam”, tutur Kertamalip, kepala Desa Karang Bajo.

Sholat Idul Fitri sendiri, dimulai sekitar pukul 11.00 hingga 12.00 wita yang diikuti sekitar 44 kiyai pengulu dan mendapat liputan dari berbagai media, baik media elektronik maupun cetak.

Seperti diketahui, bahwa penduduk yang tinggal di Pulau Lombok sebegian besar beragama Islam, kecuali Suku Bali beragama Hindu dan Budha dan sebagian kecil beragama Kristen protestan dan katholik.

Islam masuk ke Pulau Lombok diperkirakan pada abad ke VI yang dibawa oleh Sunan Prapen putra dari Sunan Giri, salah seorang wali songo dari pulau Jawa. Sebelum itu penduduk Lombok menganut paham animisme, kemudian datang agama Budha dan Hindu, serta beransur-ansur beralih ke agama Islam.

Menyoroti tentang pelaksanaan ibadah puasa dan solah Idul Fitri, masyarakat adapt Wetu Telu di Bayan memulai puasanyanya pada tanggal 3 Ramadhan dan berakhir pada tanggal 3 Syawal. Bulan yang tampak dilangit tidak dianggap sebagai dasar penanggalan sebagaimana layaknya umat Islam dengan syari’at murni.

Pelaksanaan sholat Idul Fitri, yang dilaksanakan oleh para kiyai adat Wetu Telu di Bayan, memang tidak ada bedanya dengan pelaksanaan sholat Id pada tanggal 1 Syawal. Hanya bedanya dilaksanakan 3 hari setelah sholat Id umat Islam di seluruh dunia.

Sementara masyarakat adat yang tidak ikut ke masjid, di masing-masing kampung menyediakan hidangan bagi para kiyai. Ada yang memotong kambing ada juga kampung (gubug) memotong sapi. Dan hidangan ini akan diantar ke masjid kuno pada sore hari.
Demikian sekelumit tentang pelaksanaan sholat Idul Fitri yang dilaksanakan masyarakat adat Wetu Telu di Bayan.

0 comments:

Post a Comment

Rinjani Mountain